Indonesia Fashion Week (IFW) 2025 telah menjadi ajang bergengsi yang menarik perhatian banyak penggemar mode tanah air dan internasional. Di hari terakhir penyelenggaraan, salah satu tokoh yang mencuri perhatian adalah Kahiyang Ayu, yang hadir sebagai tamu kehormatan dengan membawa pakat dan inovasi dalam dunia fesyen.
Kahiyang Ayu merupakan sosok yang mampu mendorong kemajuan fesyen lokal melalui kolaborasi dengan desainer berbakat. Pada kesempatan ini, dia menggandeng empat desainer dari Sumatera Utara, yang mempersembahkan koleksi menakjubkan dalam tema kontemporer. Hal ini menjadi bukti bahwa fesyen Indonesia tidak kalah bersaing di tingkat internasional.
Kolaborasi Desainer dan Keberagaman Kain Tradisional
Keempat desainer yang berkolaborasi dengan Kahiyang Ayu adalah Irma Siregar, Khairunnisa Harahap, Rani Revi, dan Zul Said. Masing-masing dari mereka menginterpretasikan wastra Sumatera Utara dengan cara yang inovatif, menciptakan koleksi yang fresh dan menarik. Dengan memadukan elemen tradisional dalam potongan modern, mereka berhasil menghadirkan ciri khas daerah yang kental namun tetap relevan dengan tren fesyen saat ini.
Tak hanya itu, keberadaan kain tenun dalam koleksi mereka juga membawa pesan penting mengenai pelestarian budaya. Dalam menghadapkan dunia globalisasi yang terus berkembang, kolaborasi ini menunjukkan bahwa jenis kain tradisional dapat dimodernisasi tanpa mengurangi nilai sejarah dan estetika yang dimilikinya. Data menunjukkan bahwa pemakaian kain lokal dalam fashion tidak hanya meningkatkan nilai jual produk, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap keberagaman budaya Indonesia.
Tips Memilih Busana yang Mewakili Identitas Budaya
Bagi Anda yang ingin mengikuti jejak Kahiyang Ayu dalam memilih busana yang mencerminkan identitas budaya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, kenali jenis kain yang digunakan. Menggunakan kain lokal seperti tenun atau batik tidak hanya memperkuat identitas, tetapi juga mendukung pengrajin lokal.
Kedua, sesuaikan dengan acara yang dihadiri. Pilihlah busana yang tidak hanya cantik tetapi juga nyaman. Desain yang sederhana namun elegan dapat memberi kesan anggun. Sebagai contoh, Kahiyang Ayu memilih dress tenun berwarna nude-mouve yang tidak hanya estetik, tetapi juga menunjukkan sejarah kain tersebut. Ketiga, jangan takut untuk berinovasi. Mengkombinasikan kain tradisional dengan aksesori modern bisa menciptakan tampilan unik yang menonjol.
Penutup, melalui ajang Indonesia Fashion Week dan kehadiran tokoh seperti Kahiyang Ayu, diharapkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya pelestarian budaya melalui fesyen. Fesyen tidak hanya menjadi tentang penampilan, tetapi juga tentang menyampaikan cerita dan identitas diri. Dengan memanfaatkan wastra Nusantara dan menggandeng desainer lokal, kita dapat terus memupuk rasa bangga akan kekayaan budaya yang dimiliki.