Puasa Tarwiyah dan Arafah adalah dua ibadah sunnah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam menjelang Hari Raya Idul Adha. Puasa ini dilaksanakan pada tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah, yang menjadi bagian penting dalam rangkaian ibadah haji dan perayaan Idul Adha. Memahami niat dan tata cara pelaksanaan puasa ini menjadi bagian yang esensial untuk mendapatkan keberkahan.
Menurut banyak ulama, puasa Tarwiyah pada tanggal 8 Dzulhijjah dan puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah memiliki banyak keutamaan. Di sinilah salah satu momen penting bagi umat Islam untuk memanjatkan doa dan refleksi diri, terutama pada puasa Arafah yang diyakini dapat menghapus dosa-dosa dari tahun sebelumnya. Hal ini menjadi kesempatan bagi setiap Muslim untuk merasa lebih dekat dengan Tuhan.
Jadwal Pelaksanaan Puasa Tarwiyah dan Arafah 2025
Pada tahun 2025, jadwal pelaksanaan puasa ini berlangsung bersamaan dengan penanggalan Hijriyah dan Masehi. Untuk menentukan tanggal pasti, berikut adalah rincian jadwal puasa:
- Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah): Rabu, 4 Juni 2025
- Puasa Arafah (9 Dzulhijjah): Kamis, 5 Juni 2025
Dengan menyiapkan diri untuk puasa ini, umat Islam diajak untuk merefleksikan perjalanan spiritual mereka. Dengan begitu, setiap pelaksanaan puasa ini diharapkan dapat berdampak positif sekaligus berkontribusi pada peningkatan keimanan dan kualitas ibadah keseluruhan.
Bacaan Niat untuk Puasa Tarwiyah dan Arafah
Memiliki niat yang benar saat berpuasa adalah syarat yang tidak boleh diabaikan. Bacaan niat untuk puasa Tarwiyah dan Arafah memiliki makna mendalam. Berikut adalah bacaan niat yang bisa dilafalkan:
Niat Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah)
نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillāhi ta’āla
Artinya: “Saya berniat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah Ta’ala.”
Niat Puasa Arafah (9 Dzulhijjah)
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ‘arafata sunnatan lillāhi ta’āla
Artinya: “Saya berniat puasa sunnah Arafah karena Allah Ta’ala.”
Niat di atas sebaiknya dilafalkan pada malam hari sebelum fajar atau pada pagi hari sebelum tergelincirnya matahari. Keberadaan niat ini menjadi penentu keabsahan puasa yang dilakukan, sehingga sangat penting untuk memahami dan melaksanakannya dengan benar.