www.cuplikdata.id – Panas terik menyelimuti Jakarta ketika Alya dan Nisa mengendarai mobil Devan. Tiba-tiba, mereka panik ketika rem mobil tidak berfungsi, dan situasi semakin mendesak saat mereka meluncur cepat di jalan menurun tanpa kendali.
Alya berusaha tenang, mengingat setiap pelajaran berkendara sambil mencari cara untuk menghentikan mobil. Di sisi lain, Nisa yang ketakutan, berusaha menghubungi Devan, mengharapkan bantuan sesegera mungkin.
Sementara rasa cemas menyelimuti dua sahabat ini, Devan yang mendengarkan suara gemetar Nisa segera bergegas untuk membantu dengan memberikan arahan melalui video call. Cakra yang mengetahui situasi darurat itu segera mengambil langkah cepat untuk menemukan mobil yang tengah mengalami masalah.
Ketegangan Memuncak di Jalan Raya Jakarta
Alya berjuang untuk tetap tenang di balik kemudi, tetapi semakin lama, ia menyadari bahwa usaha tersebut sia-sia. Mobil yang tidak terkontrol membuat mereka mengalami momen-momen mencekam, dan kecepatan yang terus meningkat membuat Nisa semakin panik.
Devan yang sakit harus memaksakan diri, berusaha menghalau rasa sakit demi keselamatan sahabatnya. Namun, dalam kehampaan pikirannya, ia kehilangan konsentrasi dan malah menghantam trotoar dengan kecepatan tinggi.
Tampak jelas bahwa harapan untuk menyelamatkan Alya dan Nisa semakin tipis ketika akhirnya mobil Alya menabrak pohon besar. Dalam sekejap, suara benturan kuat memenuhi udara, dan pandangan Alya menjadi gelap.
Kondisi Kritis di Tempat Kejadian Kecelakaan
Ketika Cakra tiba di lokasi, rasa panik melanda dirinya saat melihat kondisi kedua sahabatnya. Ia berlari ke arah mobil, merasakan kepanikan yang luar biasa dan berusaha memecahkan kaca untuk mengevakuasi Alya dan Nisa.
Nisa tampak tergeletak di kursi belakang, kepala bersimbah darah, sementara Alya pingsan di depan. Cakra berjuang melawan rasa takut dan segera meminta bantuan dari warga di sekitar.
Saat Alya mulai sadar, tangisannya menciptakan kepedihan yang mendalam, menyesali keputusan untuk membawa Nisa bersamanya. Momen itu membangkitkan rasa sakit melihat sahabatnya terbaring tak berdaya.
Dugaan Sabotase yang Menyakitkan
Ambulans segera datang untuk membawa Nisa ke rumah sakit, sementara Alya terus mengulangi mantra penyesalan dalam pikirannya. Di rumah sakit, sorotan lampu putih menciptakan suasana yang suram, di mana Alya merasa terjepit oleh perasaan bersalah.
Devan yang juga mengalami kecelakaan, ia berusaha menenangkan Alya meskipun rasa sakitnya tak tertahankan. Keduanya terlarut dalam rasa duka dan penyesalan, berusaha mencari jalan keluar dari tragedi yang menimpa sahabat mereka.
Cakra kembali merasakan beban rasa bersalah yang menggerogoti dirinya ketika kecurigaan mulai menghantuinya. Ternyata, hingga saat itu, kebuntuan metode investigasi membuatnya semakin tertekan ketika Devan mengungkapkan ada dugaan sabotase di balik kecelakaan tersebut.
Mencari Kebenaran di Balik Tragedi
Pertanyaan besar mengemuka di dalam pikiran Cakra, apakah ia terlibat dalam insiden jahat ini? Cakra merasa terjebak antara kebenaran dan ketidakpastian, berusaha mencari tahu siapa di balik semua ini. Teman-teman yang saling mendukung di masa kritis seperti ini menjadi sangat penting.
Sementara itu, Devan dan Reno berupaya untuk mengungkap fakta yang sebenarnya. Kerja sama menjadi kunci mereka untuk menemukan ujung cerita yang sebenarnya terjadi pada Alya dan Nisa.
Semua pihak berkumpul untuk menyelidiki dengan terus menggali informasi. Di tengah rasa takut dan kegalauan, harapan tersisa pada kejelasan yang dapat membawa mereka kembali ke jalur yang benar.